Rasanya telah usaiSemua jalan ceritakuYang dulu bercahaya dengan semangatKini telah lumpuh terbawa arusDalam tajamnya duriDan derasnya air mataYang merobek semangat dalam diriMengahancurkan anganYang tak pernah pas
Kau adalah cahaya kegelapanYang menerangi sang malamKau adalah pernak-pernikDigelapnya rembulanKau bagaikan bintangYang berkedip saat memandangKeindangan sang malamMeski kau kecilTapi cahayamuDapat menghangatkanDinginnya udara mal
Serasa risih membayangiMembungkam sepiDalam bayang dan mimpiMenghapus raut pelangiSaat sunyi menghampiriSerasa pedih yanga adaYang kini terasaDalam hati yang lukaSepi ini telah membaraMembakar semua jiwaMenghapus cahaya mataMembungkam kesedihanTerlinang kekecewa
Dulu pesona itu sangat magisMemberi warna keceriaanKini hilang sudah kemanisanMembuyarkan angan cintaYang telah pergiSekarang hanya hayalDalam pikiran dan anganTuk berharapCinta itu kembaliNamun tiada dayakuTuk selalu berfikirCinta yang pergiDapat kembali ku gengg
Tika ia telah hadirMenemani semua langkahkuYang menjadi semangat hidupkuDalam menggapai citakuSaat ia pergiUsai sudahlah harapkuTuk mengakhiri impiankuBersama dirinyaKini tinggal usangDan angan yang adaMembabi butaDalam hayal pikiran
Gejolak hati berdebarSeakan mengakhiri langkahkuBertepi dalam hayal membahuSeparuh jiwa bernafasMenanti bunga kejoraMenepikan keharumanPesona buayan Hati sang pujang
Disepinya sang malamKulihat rembulan yang bersinarMenerangi kegelisahan jiwa iniDiredupnya sang bulanKutemukan cahaya dalam dirimuMenerangi keredupan dihatikuMengisi kebisingan pikirankuDalam lelahnya mal
Bintang terangkuKapan kau bercahaya lagiDalam hatikuAtau kah kau akan menghilangSelamanya tertelan malamYang kini redupnya kurasakanHanya sisa tetes yang adaMembuatku selalu tersenyumMenatap malam yang gel
Andai kau tauAku sangat menyayangimuJika kau mengertiBahwa aku sunggunh mencintaimuNamun kau tak mengertiApa yang kurasakanKetika kau bersamanyaHanya karna orang tuaAku tak sanggup ...Melihat peri cintakuBersama orang lain Yang menjadi pilihan orang t
Hatiku serasa perihSeakan tertusuk-tusukHingga aku tak merasakanBahwa hatiku sakitKebimbangan ini datangSeolah-olah menghantuikuMenutup semua jalankuTermasuk masa depankuHatiku telah hilangGersang terbakar amarahMelukai perasaanku Yang kini kurasakan
Kau adalah penarang jiwaDimana redupnya hatikuKau adalah bintangkuYang memberikan cahayaDalam kesendiriankuKau pelita dalam kesedihankuKau cahayakuYang terang benderangMengisi kalbu
Dalam kebisingan kotaYang porak - porandaTak lagi terkendaliWalau tetesan air mataDikebisingan kotaYang usang iniKu nanti sang periMenulis pada sebuah kertasDalam kebahagiaanDisecarik kertasKu panggil namanyaWahai peri kertaskuKembalilah kesisikuTemani hari-hariIndah bersamamu
Serasa sunyi menyilaukanMenghapus sejuta kehangatanMerasuk kedalam jiwaMembisu dalam rasaAku merasa risihDengan sejuta kebimbanganMenyatu dalam hatiMembusuk dalam diriKini ku sendiriMenjalani hari-hariYang kian sepi kian pergiMenghilangkan hati ku selaman
Saat semua itu telah tiadaMengubur semua kenanganYang selama ini menemaniDalam kesendirian dan kebimbanganKetika pernik itu pergiSeakan hilang keindahanYang selalu hadirDalam suka dan dukaAkankah pernik itu kembaliMengisi kebisingan hatiYang telah lama hilangDalam kebersamaan
Hati ini serasa gurauSeakan menggelapi jiwakuMenutup semua gejolak jiwaYang tak mengerti adanyaSesosok bayang menghampiriMengisi relung dihariYang menghiasi sepi Menutup aroma pelangiKala waktu tibaHati ini serasa risihDengan kesendirianYang membungkam diha